B. LANDASAN TEORI
Kebanyakan
materi yang terdapat di bumi ini tidak
murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah
terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran
dapat dipisahkan memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik
pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di
dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang
besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput
semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da
selaput semipermeabel. Campyran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika
yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi (Syukri, 1999:15).
Destilasi
adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik
didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi
bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom
fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi
lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak
mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah
pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain
(Syarifudin, 2008:10).
Rekristalisasi
merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan
itu harus cukup besar dan sebaiknya kompnen yang akan dipisah berwujud padat
dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari
air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikt. Pemanasan dihentikan
saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal gara secara
perlahan. Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan
menyaring (Syukri, 1999:16).
Selain
itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian yaitu dekantasi, filtrasi,
sublimasi, ekstraksi, adsorbsi dan koagulasi. Dekantasi adalah proses pemisahan
padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turun dari dasar labu, kemudian
cairannya dituangkan dengan hati-hati agar padatan tidak terganggu. Filtrasi
adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan perpori
yang hanya dapat dilalui oleh cairan.
Sublimasi merupakan teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya
dengan jalan memanaskan campuran sehingga dihasilkan sublimat (kumpulan materi
pada tempat tertentu yang terbentuk dari fasa padat ke fasa gas dan kembali
lagi ke fasa padat. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran dengan cara
ekstraksi berdasakan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda.
Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Dan adsorbsi adalah kemampuan zat untuk
menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Budiman, 2005 : 21).
Dalam
proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu didih
merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya
dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari
bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana
biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan
tersebut tidak biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu
didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada
seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam
batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi
superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas
yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan
pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada
larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah
yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran.
Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai
dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di tengah-tengah pemanasan, maka
suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidak
dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa
tersumbat zat pengotor (Khasani, 1990:11).
B. LANDASAN TEORI
Campuran
dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode.
Metode-metode tersebut, yaitu pengayakkan, penyaringan, sentrifugasi,
evaporasi, pemisahan campuran dengan menggunakan magnet, sublimasi,
destilasi, corong pisah, dan kromatografi. Metode dekntir digunakan
untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan.
Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di bagian
bawah cairan. Dekantir dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain
secara hati-hati supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk
mempermudah proses dekantir, dapat digunakan pengaduk pada saat menuang
cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir keluar wadah dan dapat
terpisah dari padatan dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat
memisahkan cairan dan padatan secara sempurna. Hal ini disebabkan
kadang-kadang masih ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa
juga terjadi, sebagian padatan ikut masuk ke dalam wadah baru
(Mikarjudin, 2007: 195).
Seperti halnya dekantir, proses penyaringan juga digunakan untuk
memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya,
ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan,
tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini dipisahkan dengan
dekantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu
dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke
atas kertas saring dari sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan
padatan yang lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Padatan yang
tertinggal pada kertas saring ini disebut residu. Sementara zat dengan
ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos melalui
kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut
filtrate (Lutfi, 2007: 51).
Pengupan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran
berdasarkan titik didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan
yang lain. Adanya perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan
untuk memisahkan campuran dengan cara penguapan, maksudnya dua zat berbeda titik didihnya dapat dispisahkan dengan cara penguapan (Partana, 2008: 64).
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dispisahkan dengan destilasi biasa
ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih
masing-masing. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada
perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran (Rahayu, 2011: 168-169).
Rekristalisasi adalah proses pertumbuhan kristal-kristal baru dari
kristal-kristal sebelumnya yang telah mengalami deformasi. Proses
rekristalisasi membutuhkan pergerakkan dan penyusunan kembali atom-atom.
Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini lebih mudah terjadi pada
suhu tinggi (Vlack, 2004: 298-299).
Penguasaaan prinsip-prinsip kimia
sangat penting dalam menghasilkan produk kimia yang bersih dan
efisien.Proses ini terus menerus dikembangkan dan diubah untuk meningkatkan
rendemen produk dan mengurangi limbah.Hampir semmua proses kimia menggunakan
skala proses bets (batch process), dimana reaktannya dicampur dalam suatu wadah
dan dibiarkan bereaksi, hingga menghasilkan produk.Pada umumnya proses ini
bekerja secara sangat sederhana, hal ini dapat dinyatakan secara skematis
sebagai berikut :
Bahan awal Produk yang diinginkan + produk sampingan
(Suminar,
2001:197).
Dalam prinsip kimia suatu zat dapat diubah menjadi
produk apabila zat tersebut berbentuk larutan.Larutan merupakan campuran dari
dua zat atau lebih.Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut
(solvent).Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat
yang jumlahnya sedikit sebagai zat terlarut.Tetapi dua hal ini tidak mutlak,
bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung dari
keperluannya.Larutan dapat digolongkan dalam berbagai cara antara lain
berdasarkan wujud dari pelarutnya, berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan
arus listrik atau berdasarkan pandangan termodinamika (Mulyani, 2005:1-50).
Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah.Dalam hal ini
dibedakan menjadi dua disebut homogen, karena susunannya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun.Disebut campuran heterogen karena permukaan-permukaan
tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.Yang
disebut fase terpisah adalah zat yang sifat dan komposisinya berbeda antara
satu bagian dengan bagian yang lain di dekatnya.Sebagai contoh gula dan air
pada campuran homogen berupa cairan dan campuran air dengan minyak tanah pada
campuran heterogen (Keenan, 1984:372).
Kebannyakan materi yanng terdapat di bumi ini tidak
murni, namun berupa campuran.Untuk dapat mendapatkan zat murni kita harus
memisahkannya dari campuran.Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa kimia
dan fisika.Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan
erlangsung.Sedangkan pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.Pada campuran homogen
campuran dapat dipisahkan dengan cara destilasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan
kromatografi.Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan
cara dekantasi, filtrasi, sublimasi, koagulasi dan juga absorbsi (Syukri,
1999:16).
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari
campurannya berdasarkan titik didih.Destilasi ada dua macam yaitu destilasi
sederhana dan destilasi bertingkat.Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan.Destilasi
dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannnya apabila komponen lain
tidak ikut menguap, sedangkan destilasi
bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada
kolom fraksionasi.Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan yang dilakukan
berdasarkan titik beku komponen.Ekstraksi merupakan pemisahan campuran
berdasarkan kelarutannya dalam pelarut yang berbeda.Sementara dekantasi adalah
proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang
hanya dapat dilalui cairan.Sublimasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian
suatu zat dari campurannya dengan cara memanaskan sehingga didapat sublimat,
dan absorbsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan atau zat terlarut
pada permukaannya (Sulami, 2006:2-6).