Rabu, 23 Oktober 2013

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Sulami, Emi.2006.Kimia.Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama.
Suminar.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern.Jakarta : Erlangga.
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 1.Bandung : ITB.
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta: erlangga.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Partana, Crys Fajar. 2008. KIMIA I. Bogor: Quadra.
Rahayu, Nurhayati. 2011. KIMIA. Jakarta: Gagas Media.
Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Edisi ke-6. Jakrta: Erlangga.



DAFTAR PUSTAKA

Lutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta: erlangga.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Partana, Crys Fajar. 2008. KIMIA I. Bogor: Quadra.
Rahayu, Nurhayati. 2011. KIMIA. Jakarta: Gagas Media.
Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Edisi ke-6. Jakrta: Erlangga.
 
 
 DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Kimia. Bandung : Yrama Widya.
Imam Khasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta : Gramedia.
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
 
5
DAFTAR PUSTAKA


Sukardjo.2002.Kimia SMA.Ganeca Exact:Bandung
Oxtoby.2003.Tentang Kimia.Bandung
Mendham.2004.Kimia untuk SMA.Yudhistira;Jakarta
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Sulami, Emi.2006.Kimia.Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama.
Suminar.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern.Jakarta : Erlangga.
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 1.Bandung : ITB.
 
DAFTAR PUSTAKA
Caenan, Dkk. 1999. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor: Erlangga
S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB
Yazid, estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi

Contoh Tinjauan Teori Laporan pemisahan dan pemurnian zat

B.     LANDASAN TEORI
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak  murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da selaput semipermeabel. Campyran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi (Syukri, 1999:15).

Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain (Syarifudin, 2008:10).
Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya kompnen yang akan dipisah berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikt. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal gara secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring (Syukri, 1999:16).
Selain itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian yaitu dekantasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi, adsorbsi dan koagulasi. Dekantasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turun dari dasar labu, kemudian cairannya dituangkan dengan hati-hati agar padatan tidak terganggu. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan perpori yang  hanya dapat dilalui oleh cairan. Sublimasi merupakan teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya dengan jalan memanaskan campuran sehingga dihasilkan sublimat (kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk dari fasa padat ke fasa gas dan kembali lagi ke fasa padat. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasakan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Dan adsorbsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Budiman, 2005 : 21).
Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan tersebut tidak biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di tengah-tengah pemanasan, maka suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidak dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa tersumbat zat pengotor (Khasani, 1990:11).


B.       LANDASAN TEORI
      Campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode-metode tersebut, yaitu pengayakkan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran dengan menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan kromatografi. Metode dekntir digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di bagian bawah cairan. Dekantir dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain secara hati-hati supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk mempermudah proses dekantir, dapat digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir keluar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat memisahkan cairan dan padatan secara sempurna. Hal ini disebabkan kadang-kadang masih ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa juga terjadi, sebagian padatan ikut masuk ke dalam wadah baru (Mikarjudin, 2007: 195).
      Seperti halnya dekantir, proses penyaringan juga digunakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan padatan. Bedanya, ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan, tetapi tersebar pada cairan. Jika campuran jenis ini dipisahkan dengan dekantir, maka padatan dan cairan tidak terpisah dengan baik. Untuk itu dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan padatan yang lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu. Sementara zat dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring akan lolos melalui kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini disebut filtrate (Lutfi, 2007: 51).
      Pengupan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang lain. Adanya perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan untuk memisahkan campuran dengan cara penguapan, maksudnya dua zat berbeda titik didihnya dapat dispisahkan dengan cara penguapan (Partana, 2008: 64).
      Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dispisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran (Rahayu, 2011: 168-169).
      Rekristalisasi adalah proses pertumbuhan kristal-kristal baru dari kristal-kristal sebelumnya yang telah mengalami deformasi. Proses rekristalisasi membutuhkan pergerakkan dan penyusunan kembali atom-atom. Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi (Vlack, 2004: 298-299).

Penguasaaan prinsip-prinsip kimia  sangat penting dalam menghasilkan produk kimia yang bersih dan efisien.Proses ini terus menerus dikembangkan dan diubah untuk meningkatkan rendemen produk dan mengurangi limbah.Hampir semmua proses kimia menggunakan skala proses bets (batch process), dimana reaktannya dicampur dalam suatu wadah dan dibiarkan bereaksi, hingga menghasilkan produk.Pada umumnya proses ini bekerja secara sangat sederhana, hal ini dapat dinyatakan secara skematis sebagai berikut :
Bahan awal                      Produk yang diinginkan + produk sampingan
       (Suminar, 2001:197).
Dalam prinsip kimia suatu zat dapat diubah menjadi produk apabila zat tersebut berbentuk larutan.Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih.Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent).Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit sebagai zat terlarut.Tetapi dua hal ini tidak mutlak, bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung dari keperluannya.Larutan dapat digolongkan dalam berbagai cara antara lain berdasarkan wujud dari pelarutnya, berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan arus listrik atau berdasarkan pandangan termodinamika (Mulyani, 2005:1-50).
Suatu larutan disebut suatu campuran karena  susunannya dapat berubah-ubah.Dalam hal ini dibedakan menjadi dua disebut homogen, karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.Disebut campuran heterogen karena permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.Yang disebut fase terpisah adalah zat yang sifat dan komposisinya berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lain di dekatnya.Sebagai contoh gula dan air pada campuran homogen berupa cairan dan campuran air dengan minyak tanah pada campuran heterogen (Keenan, 1984:372).
Kebannyakan materi yanng terdapat di bumi ini tidak murni, namun berupa campuran.Untuk dapat mendapatkan zat murni kita harus memisahkannya dari campuran.Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa kimia dan fisika.Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan erlangsung.Sedangkan pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.Pada campuran homogen campuran dapat dipisahkan dengan cara destilasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan kromatografi.Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, sublimasi, koagulasi dan juga absorbsi (Syukri, 1999:16).
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih.Destilasi ada dua macam yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat.Destilasi sederhana merupakan proses  penguapan yang diikuti pengembunan.Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannnya apabila komponen lain tidak ikut menguap, sedangkan destilasi  bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi.Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan yang dilakukan berdasarkan titik beku komponen.Ekstraksi merupakan pemisahan campuran berdasarkan kelarutannya dalam pelarut yang berbeda.Sementara dekantasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui cairan.Sublimasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya dengan cara memanaskan sehingga didapat sublimat, dan absorbsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Sulami, 2006:2-6).

Tinjauan Teori

1
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sukardjo (2002: 112) “Bila zat cair didinginkan, gerakan teranalisasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul semakin besar hingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu di dalam kristal. Panas yang terbentuk pada kristalisasi disebut panas pengkristalan.”

Menurut Oxtoby (2003: 216) “Dalam pemurnian tembaga secara elektrolitis banyak lempeng-lempeng tembaga tak murni, yang berfungsi sebagai anode, diselingi dengan lembaran tipis tembaga murni (katode). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan encer tembaga yang bersifat asam sewaktu tembaga dioksidasi dari anode tak, tembaga ini memasuki larutan dan bergerak ke katode, dan di sini membentuk lapisan dalam yang lebih murni.”

Menurut Mendham (2004: 472) “Faktor-faktor yang menentukan dalam analisis pengendapan adalah endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi tertentu. Pengendapan dilakukan dalam larutan panas. Pada temperatur yang tinggi kecepatan kristalisasi bertambah, jadi menimbulkan kristal yang terbentuk lebih baik.

Menurut Dorensbqura (1987: 648) “Pada tekanan udara yang rendah zat padat guna bisa berlangsung menjadi bentuk gas, proses ini dinamakan sublimasi”.


TIJAUAN PUSTAKA
2.1.   Definisi dan Penggolongan Campuran
Campuran terbentuk dari dua zat atau lebih zat berlainan yang masihmempunyai sifat zat aslinya. Dalm kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai campuran. Misalnya air sungai, tanah, udara, makanan, minuman, dan lain-lain. Campuran dibagi menjadi dua yaitu :
a.             Campuran homogen
Campuran homogen adalah penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk 1 fasa. Yang disebut 1 fasa adalah zat yang sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Contohnya gula dan air, rasa manis air gula disemua bagian bejana sama, baik diatas , dibawah, maupun dipinggirnya. Karena begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan mikroskop. (Syukri: 5, 1999)
b.            Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana. Contohnya campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya kedua zat tidak bercampur, tetapi setelah dikocok dengan kuat minyak meyebar dalam air berupa gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat minyak, sedangkan yang lain adalah air. Jadi minyak tidak menyebar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain, dalam campuran heterogen masih ada bidang batas antara kedua komponen atau mengandung lebih dari 1 fasa. (Syukri S, 1999)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen.
(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-          Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
-          mempunyai sifat zat asalnya
-          Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
-          Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.
(Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan  dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.  Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
(Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :
a. Memisahkan zat padat dari suspensi
suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair.
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
-          Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaring adalah:
-          kertas saring
-          penyaring asbes murni atau platinum
-          lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
- Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.
-          Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
-          Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
-          Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring.
 (Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
 
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan coronh pisah.
-          Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni.
(Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1)
-          Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
-      suhu
-          ph
-          efek garam
-          kompleksasi
-          derajat supersaturasi
-          sifat pelarut
(Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)